Nasib Batik Trusmi Pasca Harga BBM Naik
PUSING tujuh keliling, atau mungkin empat belas keliling. Itu yang kini sedang dirasakan para perajin batik trusmi pasca bahan bakar minyak (BBM) naik lagi.
Naiknya harga BBM sudah pasti membuat harga kain, sebagai bahan utama membatik melonjak juga, belum lagi minyak tanah sebagai bahan energi kompor kecil yang digunakan untuk menecairkan lilin atau malam.
Harga minyak tanah yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp2.500 per liter ternyata harganya terus melonjak mencapai Rp3.500 bahkan hingga Rp4.000 per liter nya.
Tuti, perajin batik di Cirebon mengatakan untuk sekali pengiriman kain membutuhkan 10 piece dengan ukuran 30 meter per piece dengan harga satu piece Rp300.000 hingga Rp400.000 tergantung jenis kainnya.
“Harganya sudah naik beberapa bulan lalu, sekarang dengan naiknya harga BBM diperkirakan harga kain juga akan naik,” katanya, kemarin.
Batik Tusmi seperti halnya batik pesisir memiliki corak khas berupa motif megamendung yang berbentuk lapisan awan. Harga batik Trusmi dijual dari yang termurah antara Rp70.000 hingga Rp 3 juta untuk kain batik berbahan kain sutra.
Perajin batik lainnya Katura yang memiliki workshop belajar membatik mengatakan dalam sehari diperlukan minyak tanah puluhan liter selain sebagai bahan bakar kompor kecil dan pembakaran lainnya.
Sayangnya, kata dia, meski siap untuk membeli minyak tanah dengan harga diatas ketentuan pemerintah untuk mendapatkannya sulit.
“Minyak tanah dibeli dari warung atau pengecer, tetapi pembeliannya dibatasi sehingga sering menyulitkan perajin batik,” kata dia.
Perajin batik berharap pemerintah pusat atau pemerintah Kabupaten Cirebon mengerti kesulitan yang akan dialami oleh perajin batik Trusmi.
“Jika nanti konversi diberlakukan juga maka dipastikan kami perajin batik akan kesulitan berproduksi,” kata dia.
Konversi minyak tanah kini sudah diberlakukan di Indramayu dan dalam waktu dekat akan diberlakukan di Kota dan kabupaten Cirebon . Jika itu terjadi maka perajin batik akan semakin kesulitan mendapatkan minyak tanah.
Sayangnya hingga kini belum ditemukan teknologi untuk menggantikan cara-cara tradisional dalam memproduksi batik Trusmi tersebut. (tim BC)
Naiknya harga BBM sudah pasti membuat harga kain, sebagai bahan utama membatik melonjak juga, belum lagi minyak tanah sebagai bahan energi kompor kecil yang digunakan untuk menecairkan lilin atau malam.
Harga minyak tanah yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp2.500 per liter ternyata harganya terus melonjak mencapai Rp3.500 bahkan hingga Rp4.000 per liter nya.
Tuti, perajin batik di Cirebon mengatakan untuk sekali pengiriman kain membutuhkan 10 piece dengan ukuran 30 meter per piece dengan harga satu piece Rp300.000 hingga Rp400.000 tergantung jenis kainnya.
“Harganya sudah naik beberapa bulan lalu, sekarang dengan naiknya harga BBM diperkirakan harga kain juga akan naik,” katanya, kemarin.
Batik Tusmi seperti halnya batik pesisir memiliki corak khas berupa motif megamendung yang berbentuk lapisan awan. Harga batik Trusmi dijual dari yang termurah antara Rp70.000 hingga Rp 3 juta untuk kain batik berbahan kain sutra.
Perajin batik lainnya Katura yang memiliki workshop belajar membatik mengatakan dalam sehari diperlukan minyak tanah puluhan liter selain sebagai bahan bakar kompor kecil dan pembakaran lainnya.
Sayangnya, kata dia, meski siap untuk membeli minyak tanah dengan harga diatas ketentuan pemerintah untuk mendapatkannya sulit.
“Minyak tanah dibeli dari warung atau pengecer, tetapi pembeliannya dibatasi sehingga sering menyulitkan perajin batik,” kata dia.
Perajin batik berharap pemerintah pusat atau pemerintah Kabupaten Cirebon mengerti kesulitan yang akan dialami oleh perajin batik Trusmi.
“Jika nanti konversi diberlakukan juga maka dipastikan kami perajin batik akan kesulitan berproduksi,” kata dia.
Konversi minyak tanah kini sudah diberlakukan di Indramayu dan dalam waktu dekat akan diberlakukan di Kota dan kabupaten Cirebon . Jika itu terjadi maka perajin batik akan semakin kesulitan mendapatkan minyak tanah.
Sayangnya hingga kini belum ditemukan teknologi untuk menggantikan cara-cara tradisional dalam memproduksi batik Trusmi tersebut. (tim BC)
0 Response to "Nasib Batik Trusmi Pasca Harga BBM Naik"
Post a Comment