Kedai BAKSO SABILI

Kedai BAKSO SABILI
Jl. Ciwastra 187 Buah Batu Bandung

Mana Yang Lebih Hebat???

Kakek meletakkan surat kabar yang ia baca, kemudian menatapku melewati
kaca mata plusnya yang tebal.

"Apa itu cerdas?" tanyanya.

"Pandai berpikir." jawabku.

Kakek mengangguk. "Lalu apa itu rajin?"



"Suka bekerja." jawabku lagi.

"Kemarilah." Ia melambaikan tangan agar aku duduk di sisinya. Aku
mendekat dan duduk di kursi di sampingnya. Melihat dari dekat wajah
kakek yang diukir guratan usia tua, dibingkai sepasang mata teduh yang
menyimpan selaksa kebijaksanaan.

"Nah, sekarang katakan, apa yang kau naiki kemarin waktu menuju ke rumah
kakek?"

"Mobil."

"Benar, mobil. Apa yang membuatnya bergerak?"

"Mm... Roda."

"Apakah roda hanya dapat melaju lurus ke depan?"

Aku menggeleng. "Tidak, roda dapat berbelok-belok. "

"Mengapa demikian?"

"Karena ada kemudinya." Jawabku lagi. Masih tak memahami apa hubungan
semua ini dengan pertanyaanku tadi.

Kakek tersenyum.

"'Roda' adalah 'rajin', karena ia selalu bergerak. Itulah kewajibannya,
pekerjaannya, tugas yang harus selalu ia lakukan. 'Kemudi' adalah
'cerdas', karena ialah yang berpikir, menentukan kemana roda harus
berbelok, ke kanan, atau ke kiri."

"Berarti 'cerdas' lebih hebat, karena tanpa kemudi, roda tak dapat
mengerti kemana harus mengarahkan lajunya!" Aku berseru.

"Begitukah? Jika tak ada roda apakah ia akan tetap hebat? Apa jadinya
kemudi tanpa roda, apakah mobil tetap dapat melaju?" Kakek bertanya.

"Berarti... 'rajin' lebih hebat. Walaupun tanpa kemudi, ia masih dapat
melaju." sahutku ragu-ragu.

"Dan membiarkan mobilnya menabrak segala sesuatu, karena tidak mengikuti
alur jalan yang berliku?"

Aku memandang kakek.

"Cucuku... Keduanya tidak akan menjadi hebat, bila berdiri
sendiri-sendiri, terpisah, tanpa mau bergabung. Karena kehebatan itu
hanya muncul bila mereka saling mendukung dan bekerja sama. Kemudi yang
menentukan arahnya, dan roda yang melajukan mobil sesuai tugasnya."

Kakek menatapku, "Kau tahu, apa yang membuat keduanya bekerja bersama?"

Aku menggeleng.

"Pengemudi mobilnya. Yang mengatur kemudi dan roda agar saling mendukung
dan berjalan bersama. Bagaimana laju mobilmu, halus atau kasar, menabrak
atau lancar, tergantung siapa yang duduk di tempat itu." jawab Kakek.

"Ia adalah hatimu." Telunjuknya terarah ke dadaku.

"Yang mengatur lajunya langkahmu. Dengannya kau memilih, apakah hanya
menjadi cerdas, atau hanya menjadi rajin, atau memutuskan mendudukkan
keduanya bersisian dan saling melengkapi satu sama lain.

Secerdas apapun seseorang, sebesar apapun idenya, tak akan berguna tanpa
kerja keras yang mewujudkannya menjadi nyata.

Serajin apapun seseorang, bila itu dilakukan tanpa pemikiran, hasilnya
hanya akan menjadi sia-sia."

Kakek menatapku dengan bijak.

"Jadi, menurutmu, mana yang lebih hebat, menjadi cerdas atau menjadi
rajin?"

"Menjadi keduanya." Kataku mantap, dengan senyum lebar membalas
senyumnya.


0 Response to "Mana Yang Lebih Hebat???"

Powered by Blogger