Kedai BAKSO SABILI

Kedai BAKSO SABILI
Jl. Ciwastra 187 Buah Batu Bandung

Tragedi Situ Gintung

Ketika si Gintung mengamuk, sejumlah energi setara dengan 90 Ton TNT telah dikeluarkannya dalam waktu singkat. Energi sebesar inilah yang merusak rumah-rumah, mengangkat mobil serta meluluh-lantakkan daerah hingga sejauh 2 Km lebih. Kecepatan air ketika lepas dari jebolnya dam bisa mencapai 70 Km/jam.


Luas “danau” Situ Gintung menurut peta dari Google (wikimapia) adalah seluas 0.23 Km2 (2 hektar). Menurut media kedalaman rata-rata waduk ini 10 meter. Artinya di bendung sebelah utara yang jebol ini mungkin kedalamannya akan sekitar 15 meter !. Untuk mempermudah dipakai rata-rata kedalaman 10 meter.
Karena kasus Situ Gintung bukanlah tsunami, maka kita tidak bisa menerapkan persamaan Carayannis untuk energi tsunami (E = (1/6)*rho*g*V*h dengan rho = densitas air, g = percepatan gravitasi, V = volume kolom air yang terusik, h = deformasi vertikal) disini, sehingga hanya persamaan mekanika Newton saja yang diterapkan.
Sebelumnya kita ambil asumsi danau ini punya kedalaman genangan yang homogen, yakni 10 m dari puncak tanggul, sementara ketinggian puncak tanggul dari pemukiman warga dibawahnya dianggap homogen 20 m. Artinya ada selisih ketinggian sebesar 10 m antara dasar danau dengan pemukiman warga. Volume danau adalah 2 juta meter kubik, sementara lebar tanggul yang terkoyak (jebol) adalah 70 meter. Diasumsikan jebolan tanggul itu tepat berbentuk segiempat.

Dengan menerapkan kesetimbangan energi potensial dan energi kinetik massa air danau di permukaan dan di dasar danau lewat persamaan
Maka kita mendapatkan kecepatan air yang mengalir dari Situ Gintung saat jebol. Pada wal mulanya, kecepatan air mengalir dari Situ Gintung sebesar 19,8 m/detik atau 70 km/jam. Kecepatan ini kemudian kian melambat seiring dengan kian menurunnya kedalaman genangan. Dan pada akhirnya, ketika hampir semua simpanan air Situ Gintung telah terkuras, kecepatannya menurun jauh menjadi tinggal 14 m/detik atau 50 km/jam. Ini merupakan kecepatan yang cukup besar.
Sebagai pembanding, kecepatan rata-rata tsunami ketika sudah memasuki daratan ‘hanya;ah’ 20 - 30 km/jam saja, terkecuali tsunami besar produk gempa megathrust Sumatra-Andaman 26 Desember 2004 silam yang menyerbu kota Banda Aceh pada kecepatan 50 - 60 km/jam. So dengan kecepatan yang besar, maka daya rusaknya (tekanannya) pun juga besar dan sepertinya inilah penyebab kenapa kerusakan demikian parah.


0 Response to "Tragedi Situ Gintung"

Powered by Blogger